Mon, 10 Jun 2024
Memahami Quarter Life Crisis dan Mencari Tahu Upaya Mencegahnya
Kondisi quarter life crisis ialah sebuah kondisi tidak nyaman dan kebingungan bagi nyaris setiap orang saat masuk usia 25 sampai 30 tahun. Biasanya usia setengah abad tersebut menghadirkan berbagai dilema tentang arah dan tujuan hidup.
Orang-orang dalam rentang usia tersebut umumnya mengalami tekanan dari dalam maupun luar dirinya. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, setiap orang akan bertanya manfaat apa yang sudah diberikan untuk kehidupannya selama ini.
Bahkan tidak sedikit orang yang merasa dirinya tidak berguna juga mempertanyakan eksistensi atau keberadaannya di dunia. Jika tidak ditangani atau dicegah dengan baik maka dampak buruknya akan sangat terasa oleh banyak orang.
Cara Mencegah Quarter Life Crisis
Quarter Life Crisis merupakan permasalahan serius yang membutuhkan banyak upaya sebagai pencegahan. Berbagai upaya pencegahan tersebut bisa diupayakan oleh masing-masing individu dari dalam dirinya sendiri:
- Hilangkan Keraguan dan Mulai Bertindak
Hal pertama yang membuat orang-orang pada usia 25 sampai 30 tahun merasa tidak berguna adalah ragu untuk memulai hal baru. Terkadang setiap orang tidak sadar bahwa sikap takutnya sendiri yang menghalangi untuk mencapai cita-cita.
Misal, takut untuk memulai bisnis karena merasa resiko ruginya jauh lebih besar padahal belum mencobanya sama sekali. Sementara jika segala keinginan dan cita-cita takut Anda dicoba maka hidup Anda akan jauh dari kata perubahan.
Perasaan tak berguna serta jalan di tempat terkadang bukan datang dari faktor luar melainkan karena perasaan sendiri. Kurangnya mendorong semangat untuk menerima tantangan menjadi salah satu sebab munculnya perasaan krisis ini.
- Serius Menekuni Minat dan Bakat
Setiap orang sejatinya memiliki minat serta bakat yang bisa diketahui sejak kecil, namun faktanya tidak semua orang memanfaatkannya secara maksimal. Bisa dengan alasan terkendala ekonomi atau juga kurang tekun dalam mengasah minat serta bakat tersebut.
Misal, seseorang bercita-cita menjadi penulis namun tidak konsisten menulis dan mudah menyerah saat tulisannya ditolak pihak tertentu. Padahal sekelas penulis terkenal saja harus mengalami kegagalan sekian kali agar karyanya bisa dikenal publik.
Semua orang melalui proses panjang serta memiliki lika-likunya tersendiri, tanpa terkecuali para tokoh besar saat ini. Jika sejak awal minat serta bakat itu tidak diasah maka jalan untuk mendapatkan cita-cita semakin jauh.
- Menentukan Cita-cita dan Cara Mencapainya
Pencegahan lainnya bisa Anda upayakan demi menghindari rasa krisis adalah menentukan rencana serta arah hidup. Bahkan sejak dari lulus SMA Anda bisa menentukan ingin hidup seperti apa atau ingin menjadi apa di masa depan.
Setelah tujuannya ditentukan dengan baik maka susunlah rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Misal, anda memiliki cita-cita untuk menjadi seorang polisi maka sejak SMA harus dipilih jurusan yang mendukung karir Anda di dunia kepolisian.
Lanjut setelah lulus SMA bisa dimantapkan untuk latihan fisik dan mencari informasi pendaftaran kepolisian. Jika gagal pada pendaftaran pertama maka bisa ikuti pendaftaran berikutnya dengan belajar dari kesalahan di rekrutmen pertama.
- Bergabung dengan Lingkungan Suportif
Semangat dari diri sendiri sangat penting untuk mendorong upaya mencapai tujuan hidup. Namun, penting juga untuk diperhatikan bahwa lingkungan pertemanan atau keluarga turut mendukung pencapaian tujuan hidup itu.
Carilah teman yang memiliki aura positif dan memberikan dukungan penuh untuk Anda mencapai cita-cita. Sekali saja menemukan lingkungan yang kurang mendukung bahkan menjatuhkan mental maka sebaiknya tarik diri Anda dan buat jarak dengan lingkungan seperti itu.
Memperluas kehidupan sosial merupakan salah satu cara mendapatkan relasi sebanyak mungkin. Akan tetapi, Anda juga harus selektif dan pintar memilih pergaulan supaya tidak keluar jalur untuk mencapai tujuan hidup.
- Hentikan Membandingkan Pencapaian dengan Orang Lain
Membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain tidak sepenuhnya benar, tetapi tidak sepenuhnya salah. Tidak masalah jika Anda berkaca pada pencapaian orang lain untuk menyemangati diri supaya bisa lebih baik dan lebih semangat di kemudian hari.
Permasalahan paling serius adalah Anda melihat pencapaian orang lain sebagai ancaman. Padahal setiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing sehingga tidak perlu membandingkan terlalu jauh sampai membuat pikiran menjadi stres.
Sebuah tips untuk dapat melihat pencapaian orang lain dalam sisi positif adalah mengambil semangat baik dari mereka. Anda juga harus terbuka dalam melihat apa kekurangan yang menyebabkan perjalanan Anda mencapai tujuan masih lambat saat ini.
- Cintai Diri Sendiri dengan Berbagai Cara
Menekan diri sendiri untuk mencapai tujuan hidup itu kurang baik dan tidak sehat bagi mental. Anda bisa menerapkan sistem reward ketika berhasil mencapai sesuatu sehingga diri Anda merasa tetap dicintai sekalipun sedang menempuh jalan terjauh mencapai cita-cita.
Misal, pencapaian 1 bulan ke depan adalah mahir berbahasa Inggris dan bisa berkomunikasi verbal dengan orang asing. Ketika tujuan tersebut tercapai sebelum waktunya maka anda dapat memberikan penghargaan dengan belanja tas.
Itu salah satu contoh saja, Anda tentu dapat memberikan berbagai jenis penghargaan lainnya kepada diri sendiri. Hal-hal seperti ini menjadi pentingnya sebagai bukti bahwa anda menghargai upaya diri sendiri untuk mencapai tujuan dalam hidup.
Kesimpulan
Memasuki usia 25 sampai 30 tahun setiap orang akan merasa makna hidup yang berbeda dari sebelumnya. Usia yang setengahnya dari setengah abad ini lebih mudah dilanda kegalauan, namun semuanya dapat dicegah dengan beberapa upaya berikut:
- Mengalahkan keraguan dan bertindak cepat.
- Serius dalam mengoptimalkan minat serta bakat dalam diri.
- Memiliki rencana dan tujuan hidup yang jelas.
- Pandai memilih lingkungan yang mendukung tujuan hidup.
- Fokus pada diri sendiri tanpa membandingkan dengan pencapaian orang lain.
- Mengapresiasi kerja keras diri sendiri dengan berbagai cara.
Setiap usia memiliki permasalahannya masing-masing, tidak terkecuali Saat memasuki usia 25 sampai 30 tahun. Berbagai upaya di atas dapat anda lakukan untuk menghindari perasaan quarter life crisis dalam hidup.